透過您的圖書館登入
IP:3.144.87.149
  • 期刊

Peranan Pemerintah dalam Memajukan Perusahaan Sutera di Sulawesi Selatan, Indonesia

Role of the Government in Developing the Silk Industry of South Sulawesi, Indonesia

摘要


Perusahaan sutera merupakan salah satu aktiviti ekonomi masyarakat Sulawesi Selatan yang penting untuk dikembangkan melalui usaha kecil dan menengah (UKM) dan juga sutera ini merupakan sebahagian dari kehidupan ekonomi, tradisi dan budaya. Dalam perkembangnya didukung oleh berbagai faktor diantaranya ketersediaan tanah , keadaan alam, tenaga kerja, serta keinginan pemerintah pusat dan daerah yang menempatkan sutera sebagai produk keutamaan atau produk unggulan. Artikel ini bertujuan untuk menghuraikan peranan pemerintah dalam pembangunan perusahaan di Sulawesi Selatan dengan tumpuan kepada tiga kabupaten yang merupakan pusat pengembangan sutera iaitu kabupaten Wajo, Enrekang dan Soppeng. Data primer diperoleh melalui survei, wawancara langsung dan dari kelompok diskusi berfokus (Focus Groub Discussion - FGD), manakala data skunder diperolehi daripada dokumen dokumen pemerintah, artikel dan buku. Artikel ini menghuraikan peranan Pemerintah dalam menggubal beberapa dasar, bantuan langsung, latihan serta bimbingan teknik untuk petani dan lain-lain peranan lagi. Walaupun usaha sutera mengalami kemorosotan pada sektor huluan namun di sektor hiliran, ia masih tetap diminati oleh komuniti dan pengusaha sutera khususnya pengrajin dan penenun di kabupaten Wajo. Peranan pemerintah yang berkesan dalam mendukung usaha sutera ialah dari segi menjalinkan kerjasama antara pengusaha dan penrajin dengan Bank Negara Indonesia (BNI) yang membentuk perkampungan sutera di Wajo, serta usaha pemasaran yang baik. Semua ini dapat meningkatkan minat komuniti untuk terlibat dalam memajukan usaha sutera.

並列摘要


Developing the silk industry through small and medium enterprises (SMEs) is one of the important economic activities of the people of South Sulawesi as silk production and its use are part and parcel of economic life, tradition and culture. The development of the silk industry is facilitated by a variety of factors such as land availability, natural resources, labour, and the desire of the central and regional governments to make silk as a priority industry. This article aims to discuss the role of the government in the development of silk enterprise in South Sulawesi with a focus on three districts namely Wajo, Enrekang and Soppeng. Primary data were obtained through surveys, interviews and focus groups focus group discussion (FGD), while secondary data was obtained from government documents, articles and books. This article shows the role of the government in formulating policies, providing direct assistance, training and technical guidance for farmers and other forms of aid. Although the upstream activities in the silk enterprise have suffered significantly, in the downstream sector, they are very much alive among the community especially artisans and weavers in the Wajo district. The effective role of the government in supporting the industry is in terms of establishing cooperation between silk entrprenurs and weavers with Bank Negara Indonesia (BNI) which established the silk village in Wajo, as well as ensuring marketing. All of these have contributed to enhancing the community's interest in developing the silk industry.

延伸閱讀